KIAMAT 2012

Saudara Rozieq yang dirahmati Allah SWT, tahun 2012 memang penuh dengan kontroversi. Dalam buku ‘Apocalypse 2012’ (Lawrence E.Joseph: 2007), penulis berdarah Lebanon yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico ini dipaparkan dengan sangat jelas dan juga ilmiah tentang kemungkinan terjadinya bencana alam di tahun tersebut.
Bencana itu antara lain: siklus aktivitas matahari yang memuncak di tahun 2012 yang menyebabkan panas yang luar biasa di bumi, terlebih atmosfer kita sudah mengalami penipisan dan bolong di beberapa bagian sehingga selain memanaskan bumi dengan radikal juga melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat.
Medan magnet bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari mulai retak bahkan ada yang sampai sebesar kota California di sana-sini. Pergeseran kutub juga tengah berlangsung.
Tata surya kita tengah memasuki medan awan energi antar bintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet. Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 20120 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya.
Fisikawan UC Berkeley menyatakan dinosaurus serta spesies lainnya telah punah akibat tumbukan asteroid raksasa 65 juta tahun silam. Menurut siklus yang diperhitungkan secara ilmiah, seharusnya hal itu sudah terjadi lagi di saat-saat sekarang.
Supervulkan Yellowstone yang memiliki siklus letusan dahsyat setiap 600 hingga 700 ribu tahun tengah bersiap untuk meletus kembali. Beberapa perhitunmgan ilmiah lainnya turut mendukung pandangan ini.
Menariknya, ramalan bangsa Maya (juga suku Hopi, Mesir Kuno, dan beberapa suku kuno lainnya) di dalam kalendernya dengan detil mengungkapkan jika tahun 2012 merupakan akhir sekaligus awal zaman baru. Bagaikan kelahiran seorang anak manusia, maka kelahiran zaman baru ini akan dipenuhi dengan darah. Suku Maya merupakan salah satu suku kuno di dunia ini yang dikenal sebagai suku yang sangat detil memperhatikan dan menghitung bintang-bintang dan benda langit lainnya.
Kitab kuno dari Cina, I Ching, juga menyatakan akan terjadi bencana besar di tahun 2012.
Beberapa ativitas modern juga terkait dengan tahun 2012, yakni dateline modernisasi besar-besaran Pentagon paska ditubruk rudal dalam peristiwa 11 September 2001, batas akhir pelaksanaan Codex Alimentarius yang berupaya mengurangi populasi manusia di bumi dengan rekayasa genetika dan makanan transgenik, dan sebagainya.
Seorang tokoh spiritual Yahudi dunia bernama Titzchak Qadduri jauh-jauh hari sudah menyerukan kaum Yahudi agar sesegera mungkin meninggalkan daratan Amerika Serikat karena menurut perhitungannya, sebuah komet atau asteroid raksasa tengah meluncur di alam semesta dan mengarah serta akan menumbuk menuju daratan Amerika.
Semua itu merupakan ramalan-ramalan para pakar di bidangnya masing-masing.Menurut Islam, kiamat adalah hal yang tidak bias dihindarkan. Hanya saja, kita tidak akan pernah tahu kapan pastinya akan terjadi. Bisa dua jam lagi, bisa besok, atau entah kapan. Umat Islam adalah umat akhir zaman.  
Hari ini kita tengah menghadapi bencana nyata yakni krisis global yang sebentar lagi akan tiba di Indonesia. PHK massal, ratusan ribu pekerja sangat mungkin terjadi, juga bangkrutnya sejumlah kegiatan usaha. Hal ini ditambah dengan keputus-asaan masyarakat kita yang kian hari kian hidup susah. Kekecewaan ini menumpuk tatkala melihat para tokoh dan pejabat negara hidup dalam kemewahan. Bisa jadi, dalam waktu dekat kita akan menghadapi bencana lain di negeri ini, apalagi Pemilu 2009 kian dekat dan elit politik kita masih saja bagaikan orang-orang autis yang tidak peka terhadap kesulitan hidup dan kemiskinan rakyat di sekelilingnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

2012 : Akhir dari Matahari Kelima (II)


Nampaknya akan benar-benar berarti bahwa pancaran matahari akan berubah. Kita akan memasuki sisi bawah siklus 13000 tahun yang baru. Bumi menjadi overheat dan demikian juga matahari, akibat bentuk tidak stabil planet pada bencana yang meningkat, letusan gunung berapi dan pola cuaca tak menentu.

Ini akan meningkat lebih jauh dimulai tahun 2004. Debu gunung berapi akan mengakibatkan langit tertutupi dan ini akan mendinginkan planet. Jika teosi ini benar bangsa Maya tahu bahwa transit Venus berlaku sebagai switch pemutus rangkaian siklus pancaran matahari dan berdampak pada system Matahari-Bulan-Bumi-Venus. Ini terjadi sebelum dua jaman es kecil sebelumnya yang didahului oleh apa yang ilmuwan fisika sebut spoorer (1400 – 1510) dan Maunder Minimum (1640 – 1710), periode dari kegiatan matahari berangsur hilang secara radikal.

Transit Venus akan memicu kematian dari matahari kelima dan menuju tahap siklus berikutnya, matahari keenam. Ini adalah sisi fisik dari perkiraan matahari kelima bangsa Maya. Tidak seperti prakiraan lainnya dimana ini dirumuskan oleh kalender Maya dan bisa bervariasi berdasarkan riset sejarah. Apakah bumi akan berakhir layaknya violent crescendo atas bencana alamiah dan imbas dari obyek angkasa? Kita tidak berpikir demikian maupun tidak seperti apa yang bangsa Maya ramalkan. Bagaimanapun periode perpanjangan dari perubahan adalah pada horizon yang akan diantarkan oleh periode tahun 2004 – 2012. Ini akan memuncak dalam pelurusan galactic dan melengkapi siklus pada titik itu.

Transit Venus 2004 dan 2012

Transit Venus menyeberang mangkuk/piring dari matahari diantara pelurusan planet yang sangat jarang. Memang, hanya enam peristiwa pernah terjadi sejak ditemukannya telescope (1631, 1639, 1761, 1769, 1874 dan 1882). Dua transit berikutnya akan terjadi tahun 2004 dan 2012.

Peristiwa penting yang terjadi selama transit ditandai oleh adanya kontak. Kejadian dimulai dengan kontak seketika saat piring planet berada sebelah luar garis singgung dengan matahari. Keseluruhan mangkuk dari Venus adalah yang pertama terlihat pada kontak kedua ketika planet berada di dalam garis singgung dengan matahari. Selama beberapa jam sesudahnya, Venus perlahan melintas mangkuk panas/solar pada tingkat sudut relative sekitar 4 lengkung(arc)-min/jam. Pada kontak ketiga planet mencapai sayap sebaliknya dan sekali lagi di dalam garis singgung dengan matahari. Kontak pertama dan kedua menentukan fase yang disebut ingress (pintu masuk) sementara kontak ketiga dan keempat dikenal sebagai egress (muncul). Transit terbesar adalah terpisahnya seketika sudut minimum Venus dan matahari sebagaimana terlihat dari geocenter bumi. Ilustrasinya geocentric mengamati geometri dari setiap transit melintas matahari (ruang angkasa utara berada di atas). Transit 2004 menyeberangkan belahan bumi selatan matahari sementara peristiwa 2012 akan menyeberangkan belahan bumi bagian utara. Posisi Venus pada setiap kontak digambarkan sepanjang garis edar sebagai fungsi waktu universal. Setiap transit berlaku selama enam jam.Penampakan semi-diameter Venus dan Matahari adalah masing-masing 29 arc-second dan 945 arc-second. Ini merupakan rasio diameter 1 : 32.6 yang menghasilkan efektif jarak 0.001 turun pada jarak integrasi matahari disebabkan transit. Waktu kontak geocentric dan transit terbesar seketika akan muncul di sebelah kiri.

Jarak penglihatan global dari transit tahun 2004 tergambar di peta dunia (figure low res dan high res). Keseluruhan transit (semua empat kontak) terlihat dari Eropa, Africa (kecuali bagian barat), Timur Tengah, dan sebagian besar Asia (kecuali bagian timur). Matahari tenggelam ketika transit berlangsung di Australia, Indonesia, Jepang, Phillipine, Korea, sebagian besar China bagian timur dan Asia Tenggara. Serupa saat matahari terbit transit sudah berlangsung dari pengamatan di Afrika Barat, Amerika Utara bagian timur, Karibian dan sebagian besar Amerika Selatan. Transit tidak terlihat dari Chili bagian selatan atau Argentina, Amerika Utara bagian barat, Hawai atau New Zealand.

Posisi terbalik terlihat mata horizontal dari Venus (~30 arc-sec) menghasilkan koreksi topocentric sampai +/- 7 menit dengan waktu kontak geocentric bagi pengamat pada lokasi geografi yang berbeda. Waktu kontak topocentric (waktu universal) dan ketinggian dari Matahari hadir di ratusan kota di dunia.

Jarak Penglihatan Geografi Tahun 2012

Jarak penglihatan global transit tahun 2012 tergambar pada peta dunia (low res dan high res). Keseluruhan transit (semua empat kontak) dapat terlihat dari Amerika Utara bagian barat laut, Hawai, Pasifik barat, Asia Utara, Jepang, Korea dan China bagian timur, Phillipine, Australia timur dan New Zealand. Matahari tenggelam saat transit masih berlangsung di sebagian besar Amerika Utara, Karibian, dan Amerika Selatan bagian barat laut. Serupa transit akan sudah berlangsung saat matahari terbit bagi pengamat di Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan Afrika timur. Tidak ada bagian transit yang terlihat dari Portugal atau Spanyol selatan, Afrika barat dan tenggara 2/3 bagian Amerika Selatan.

Waktu kontak topocentric (universal) dan ketinggian Matahari juga hadir di ratusan kota di dunia.

Frekuensi Transit

Transit Venus hanya mungkin selama awal Desember dan awal Juni saat ujung orbit Venus melintas Matahari. Jika Venus mencapai sambungan bawah saat itu, transit akan terjadi. Transit menunjukkan pola tegas dari interval berulang dari 8, 121.5, 8 dan 105.5 tahun. Pasangan berikutnya dari transit Venus terjadi lebih dari satu abad dari sekarang pada tahun Desember 2117 dan Desember 2125.

Edmund Halley awalnya menyadari bahwa transit Venus dapat digunakan mengukur Jarak Matahari, sehingga menentukan skala absolute dari system Matahari dari hukum ketiga Keppler. Sayangnya, metode ini terbukti kurang praktis karena waktu kontak dari ketepatan yang diinginkan akan tidak mungkin karena efek penglihatan dan gelombang atmosphir. Meskipun demikian, ekspedisi tahun 1761 dan 1769 mengamati transit Venus memberikan astronom nilai pertama yang baik atas jarak Matahari.

Bencana Dasyat – tambahan dari sumber lain

Sistem matahari kita merupakan bagian kumpulan bintang dan planet berbentuk piring/mangkuk raksasa yang disebut Milky Way. Kita berlokasi di sebuah tempat pada pinggiran piring, agak di atas dari sudut piring. Namun segera kita akan bergerak ke dasar piring. Perubahan ini dari atas ke bawah, dimulai 21 Desember 2012.

Pada hari yang sama saat Matahari pada maximum panas, sesuatu akan terjadi yang tidak pernah terjadi pada ribuan tahun, elips dari system panas akan bersinggungan dengan pesawat Galactic yang dinamakan Galactic Equator dari Milky Way. Jika anda bayangkan system panas kita sebagai kue pie di nampan kecil, dengan bola daging di tengahnya, bayangkan Milky Way ibarat pizaa super sebesar kota juga dengan bola daging raksasa di tengahnya.

Pada Desember 2012 kita digeser ke puncak pizza, tidak akan pernah bisa melihat dasarnya. Piring dan pizaa tidak parallel. Mereka bergerak pada sudut berbeda. Kita digeser ke bawah, kebawah, kebawah…………dan pada 21 Desember 2012 kita akan persisnya selevel dengan keju pizza- membentuk suatu “X” pada Galactic Equator dimana gravitasi galactic saat itu adalah yang terkuat. Setelah 2012, JIKA KITA MASIH ADA, kita akan melalui zona dasar, melihat Milky Way pizza dari bawah/selatan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Asteroid yang Jatuh di Bone, 8 Oktober 2009




Jakarta - Sebenarnya dari awal sudah kelihatan jelas bahwa ledakan di Bone Sulawesi Selatan pada 8 Oktober 2009 lalu disebabkan oleh masuknya benda langit yang kemudian berubah menjadi meteor besar. Atau dalam terminologi astronomi dinamakan fireball.

Fireball ini sejenis meteor namun mempunyai kecemerlangan cukup besar sehingga melampaui kecemerlangan planet Venus atau  memiliki magnitude visual melebihi -4 (minus 4) sehingga ia bisa terlihat dengan jelas di siang bolong. Jika kecemerlangannya sangat tinggi sehingga menyamai atau melebihi kecemerlangan cahaya Bulan pada fase purnama maka fireball itu dinamakan superfireball atau bolide dalam istilah geolog.

Nah, mengapa ledakan Bone dengan mudah bisa dipastikan sebagai fireball? Indikasinya sederhana. Ada cahaya di langit yang diikuti dengan jejak asap lurus yang kemudian berkelok-kelok. Jejak asap lurus ini biasa diistilahkan sebagai "train" dan muncul akibat kondensasi partikel-partikel yang dihamburkan dari permukaan fireball akibat suhu tinggi saat bergesekan dengan molekul-molekul atmosfer Bumi.

Kondensasi ini membentuk awan khas pada ketinggian lebih kurang 60 km. Awan jenis ini juga
yang teramati misalnya dalam kejadian fireball Tagish Lake (Januari 2000) di Canada, ataupun fireball asteroid 2008 TC3 (Oktober 2008) di Sudan.

Awan itu diikuti dengan suara bergemuruh yang menunjukkan tanda-tanda dentuman sonik (sonic boom). Suara ini terjadi akibat melintasnya sebuah obyek dengan kecepatan melebihi kecepatan suara. Ada 3 - 4 dentuman sonik yang terjadi sehingga terdapat kesan ada 3 - 4 obyek yang melintas.

Dengan hanya satu jejak asap yang terlihat sementara ada 3 - 4 obyek di dalamnya mengesankan bahwa fireball tersebut berukuran besar sehingga terfragmentasi (terpecah belah) pada ketinggian tertentu di atmosfer. Fragmentasi ini membuat terjadinya konversi dari energi fireball menjadi energi akustik (suara). Efisiensi konversi tersebut secara rata-rata hanya sebesar 0,1%.

Dentuman sonik itu diikuti dengan getaran di tanah (ground shaking). Ini fenomena yang hanya bisa disebabkan oleh fireball sehingga bisa menjadi penanda. Getaran di tanah disebabkan oleh konversi energi akustik menjadi energi seismik sehingga membentuk gelombang permukaan (alias gelombang Rayleigh) yang kemudian menjalar ke segenap arah.

Gelombang Rayleigh itu memang identik dengan gelombang gempa bumi. Terkecuali jikalau kita melihat rekaman seismogram dan akan terbuktikan bahwa rekaman seismogramnya sedikit berbeda dengan rekaman seismogram gempa bumi pada umumnya karena tidak didahului dengan rekaman gelombang P (primer) atau gelombang S (sekunder).

Gelombang Rayleigh ini penjalarannya lambat dan panjang gelombangnya besar. Dalam seismologi gelombang ini dikenal sebagai gelombang perusak karena dialah yang sebenarnya berperan penting dalam kerusakan permukaan Bumi akibat gempa. Nah, konversi energi akustik ke energi seismik tersebut secara rata-rata berkisar antara 0,01 - 0,00001%.

Dengan konversi sekecil itu dan sifatnya cascade (bertingkat) yakni dari energi awal ke energi akustik dan dari energi akustik ke energi seismik maka dibutuhkan energi awal yang cukup besar dan itu hanya dimiliki oleh fireball. Manuver pesawat supersonik, jatuhnya sampah antariksa, maupun gerakan roket sekali pun takkan sanggup menciptakan fenomena itu karena kecilnya energi awal (energi kinetik) mereka.

Analisis infrasonik dari 12 stasiun infrasonik dilengkapi microbarometer di sekitar Indonesia dalam jejaring pemantauan CTBT (Comprehensive Test Ban Treaty) atau jaringan stasiun pemantau uji coba nuklir atmosferik yang berada dalam pengawasan PBB menunjukkan ledakan Bone merupakan fireball dengan energi 60 kiloton TNT atau 3 kali lipat lebih dahsyat ketimbang bom Hiroshima.

Jika menggunakan basis kecepatan rata-rata meteor yang jatuh ke Bumi sebesar 20,3 km/detik (73.000 km/jam) maka fireball ini semula merupakan asteroid dengan massa 1.200 ton dan berdiameter 6,6 - 9,2 meter. Bergantung apakah asteroid tersusun oleh besi (siderit, densitas 8 g/cc) atau batuan (kondritik atau karbon kondiritik atau akondrit, dengan densitas 3 g/cc).

Ketika memasuki atmosfer Bumi ia memiliki kecemerlangan sebesar -13,3 alias 1,66 kali lipat lebih terang dibanding Bulan purnama. Sehingga, andaikata fireball Bone ini jatuhnya pada malam hari penduduk Bone dan sekitarnya akan melihat langit terang benderang dalam sekejap melebihi terangnya Bulan.

Fireball ini dipastikan mengalami fragmentasi pada ketinggian rendah ditandai dengan rasio konversi energi akustik ke seismik yang berharga sekitar 0,01% sehingga BMKG sempat merekam getaran seismiknya sebagai gempa dengan magnitude (surface magnitude) 1,9 skala Richter yang semula sempat dikacaukan dengan aktivitas patahan Saddang (yang kebetulan ada didekatnya). Dan, dengan magnitude visual yang melebihi limit -8 hingga -10, maka fireball ini besar kemungkinannya masih menyisakan diri setelah menembus atmosfer dan jatuh sebagai meteorit.

Meteorit tersebut kemungkinan jatuh di daerah pantai atau pesisir perbatasan Bone dan Wajo. Kalkulasi sangat kasar menunjukkan massa meteorit tersebut mungkin sekitar 800 kg dan jatuh menumbuk Bumi dengan kecepatan 0,2 km/ detik sehingga melepaskan energi sebesar 0,004 kiloton TNT sehingga akan membentuk cekungan (kawah).

Jika titik jatuhnya di laut meteorit ini juga berpotensi membentuk gelombang pasang (tsunami), namun lemah, karena jika diasumsikan bahwa energi tumbukannya adalah 0,004 kiloton TNT, kedalaman laut tempat titik tumbukan adalah 10 meter dan titik tumbuk berjarak 100 m dari pantai, maka di pantai terdekat gelombangnya setinggi 1 meter.

Namun, pada jarak 1 km dari titik tumbuk gelombangnya sudah menyusut jauh menjadi tinggal 10 cm. Sehingga, dampaknya tidak signifikan. Belum ada konfirmasi apakah gelombang pasang tersebut memang terjadi. Khususnya dari stasiun-stasiun pemantauan pasang surut yang ada di dekatnya.

Rata-rata setiap 5 tahun sekali fireball berdiameter ~10-an meter ini jatuh ke Bumi.
Namun, statistik menunjukkan hanya 2 % saja yang masih menyisakan meteorit berukuran
besar dan membentuk kawah tumbukan di permukaan Bumi.

Misalnya dalam kejadian terbentuknya kawah meteorit Wabar (di dekat kota Riyadh, Saudi Arabia) 150 tahun silam yang membentuk kawah bergaris tengah 120 meter, atau pun terbentuknya kawah meteorit Sikhote-Alin (di dekat kota Wladiwostok, Rusia Timur) yang terdiri dari 100 kawah dengan diameter kawah terbesar 27 meter pada 1947.

Terakhir kejadian yang mirip terjadi di dekat Danau Titicaca Carancas (Peru) pada 15 September 2007, yang membentuk kawah bergaris tengah 14 meter. Kejadian fireball signifikan terakhir kali terjadi tepat setahun silam. Ketika asteroid 2008 TC3 terdeteksi oleh jejaring pemantau benda langit hanya 37 jam sebelum jatuh ke wilayah Sudan. Ini merupakan asteroid pertama yang berhasil dilacak jejaknya sebelum jatuh.

Untuk fireball Bone sayangnya tidak ada jaringan teleskop pemantau seperti LINEAR, LONEOS, NEAT, dan lain-lain yang melaporkan pendeteksiannya sebelum ia memasuki atmosfer Bumi, Demikian juga tidak ada satelit seperti METEOSAT atau pun satelit milik Pentagon yang melaporkan kejadiannya ketika ia mulai masuk ke atmosfer.

Mendeteksi obyek dengan diameter -10 meter memang masih sangat sulit untuk resolusi jaringan teleskop pemantau asteroid/ meteoroid dekat Bumi tersebut. Sampai saat ini akurasi pemantauan masih bertahan pada limit 30 meter. Meski dalam kasus asteroid 2008 TC3 pemantauan berhasil dilakukan meski diameter asteroid hanya dalam rentang 2 - 4 meter.

Nah, apa arti kejadian ini. Sebenarnya frekuensi kejadian fireball cukup sering terjadi di Bumi. Statistik menunjukkan tiap 20 jam sekali sebuah fireball terjadi di Bumi. Namun, karena 80% permukaan Bumi adalah laut --kita yang ada di daratan, memiliki peluang yang kecil untuk melihat fireball. Rata-rata tiap 5 tahun sekali obyek dengan diameter -10 m itu masuk ke atmosfer Bumi dan sejauh ini selalu terjadi di daerah yang jauh dari pusat pemukiman.

Beberapa pakar astrofisika mengkhawatirkan dampak asteroid kecil semacam ini. Namun, secara statistika sebenarnya peluangnya untuk jatuh ke pusat pemukiman manusia di Bumi ini cukup kecil. Sehingga, tidak perlu banyak dikhawatirkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

मरी किता हंचुर्कन israel

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS